Game Android dengan Grafik Terbaik

Game Android dengan Grafik Terbaik – Saat ini game online menjadi sangat amat populer, dengan permainan yang menarik, juga dengan tampilan-tampilan yang memiliki kualitas-kualitas yang tidak kalah menarik. Makin kesini, perkembangan game makin mutakhir hingga bisa menampilkan gambar dan animasi sangat realistis. Segala aspek grafis, mulai dari tekstur karakter yang sangat mendetail hingga efek pencahayaan yang indah, semuanya membuat dunia dalam game tersebut sangat memanjakan mata. Walaupun tipe grafis seperti itu sering muncul di platform PC dan konsol, game-game mobile kini juga sudah bisa menampilkan gambar yang tak kalah kerennya. Nggak percaya?

1. Need For Speed No Limits

Daftar game Android grafis terbaik 2020 dibuka dengan game yang satu ini. Kita mengenal Need for Speed sebagai seri game balap jalanan dengan segudang modifikasi yang bisa kamu lakukan sebebas mungkin. Memang sebagian besar game Need for Speed ada di PC dan konsol. Tapi tenang, karena platform mobile juga mendapat seri game balap ini dengan judul Need For Speed No Limits

2. Goddess of Genesis

Buat kamu yang suka game-game dengan grafis anime, Goddess of Genesis bisa menjadi pilihan. Game ini mengadopsi gameplay turn-based. Ketika di arena bertarung, kamu mengontrol 4 karakter untuk menyerang, bertahan, maupun menggunakan skill.

Tersedia juga berbagai macam karakter dengan kemampuan mereka masing-masing. Ya, mereka bisa didapatkan melalui gacha.

3. Exos Heroes

Game selanjutnya dari game Android grafis terbaik 2020 yang bisa kamu mainkan adalah Exos Heroes. Seperti biasa, game MMORPG akan selalu hadir dalam daftar game Android terbaru tiap bulannya, dan Exos Heroes adalah salah satu yang terbaik.

Di sini kamu akan berpetualang untuk mencari “Exestruk”, yakni sebuah pedang yang hilang sembari bertemu dengan lebih dari 200 karakter di dalamnya.

4. Assassin’s Creed Identity

Layaknya Assassin’s Creed di PC maupun Konsol, kamu juga disuguhkan dengan petualangan seru sebagai seorang pembunuh handal. Akan ada berbagai misi yang harus kamu selesaikan untuk mengungkap misteri yang ada di Assassin’s Creed Identity.

Grafis dari game ini tentunya sudah sekelas PC dan konsol. Sudah terasa seperti main kedua platform mutakhir tersebut dalam genggaman tangan.

5. Call of Duty Mobile

Mungkin kalian semua sudah tahu mengenai grafis yang dimiliki oleh Call of Duty Mobile. Tidak hanya karakternya saja, bahkan dari tempat, suasana, dan pencahayaannya juga sudah mendekati realistis. Meskipun cukup realistis, ternyata game ini terbilang cukup ringan loh gaes.

Meskipun menggunakan setting grafis yang paling rendah, kamu juga masih bisa menikmati keindahan grafis yang ditawarkan oleh Call of Duty Mobile.

6. eFootball PES 2020

Konami akhirnya telah merilis eFootball PES 2020 untuk perangkat mobile. Mirip seperti versi konsol atau PC, dalam game ini kamu akan bisa mencicipi sejumlah klub besar, seperti Manchester United dan FC Bayern Munchen dengan formasi penuh.

Game ini dikembangkan dengan Unreal Engine 4, sehingga disebut mampu menampilkan visual yang apik. Konami juga mengatakan pihaknya sudah melakukan peningkatkan grafis dan animasi yang berhubungan dengan pemain.

7. Honkai Impact 3

Honkai Impact 3 termasuk salah satu mobile game anime terbaik dengan grafis yang luar biasa keren. Pengalaman bermain yang kalian temui saat bermain game ini pastinya akan mirip ketika bermain game konsol.

Baca Juga: Review Game Shooter Terbaik Call Of Duty

8. Blade & Soul Revolution

Karena menggunakan Unreal Engine 4, pastinya Blade & Soul Revolution ini memiliki grafis yang indah dan cukup memanjakan mata untuk pengaturan grafis menengah ke atas. Bahkan di pengaturan yang maksimal, grafis dari Blade & Soul Revolution ini bisa dibilang hampir sama dengan Blade & Soul untuk PC, hanya saja terdapat sedikit penurunan kualitas supaya kompatibel untuk mobile.

Kamu bisa menikmati keindahan karaktermu sendiri, ataupun melihat pemandangan yang memanjakan mata di beberapa tempat tertentu di dalam permainan.

9. Black Desert Mobile

Game MMORPG yang ditunggu-tunggu oleh para pecinta MMORPG mobile, yaitu Blade and Soul Revolution. Blade and Soul Revolution adalah game MMORPG versi mobile yang diadaptasi dari game PC online populer Blade & Soul. Game ini tetap mempertahankan kualitas grafik 3D secara keseluruhan serta konten berskala besar sama seperti versi PC yang diperbarui sehingga dapat bekerja dengan baik di perangkat mobile.

10. Dragon Raja

Dragon Raja merupakan game MMORPG terbaru yang sangat ditunggu-tunggu kehadirannya, karena memiliki grafis yang terlihat menjanjikan dan sudah menggunakan Unreal Engine. Game ini juga memiliki berbagai fitur menarik yang membuatmu tidak akan bosan memainkan game ini.

Salah satu fitur keren yang ada di game ini adalah balapan dengan pemain lainnya, menggunakan mobil ataupun motor, padahal genre utama dari game ini adalah MMORPG open world tapi mereka bisa menghadirkan fitur keren layaknya game racing.

Itu dia sepuluh judul game yang tak hanya memiliki gameplay menarik, melainkan juga menampilkan gambar serta animasi indah dan nikmat dipandang mata. Perlu diingat juga bahwa kesepuluh game Android grafis terbaik 2020 ini dipastikan akan membutuhkan HP dengan performa tinggi agar bisa dimainkan dengan lancar. Pastinya bakal membuat HP kentang menjerit.

Jadi, diantara sepuluh game tersebut, mana yang kamu suka? Jika kamu punya saran game dengan grafis keren, silahkan tambahkan di kolom komentar ya!

Game Android Keren Yang Rilis Agustus 2019 Lalu

Game Android Keren Yang Rilis Agustus 2019 Lalu

Gamesandroid.org – Tak mau kalah dari industri game konsol atau PC, industri game mobile juga meningkat dengan pesat setiap bulannya. Itu ditandai dengan banyaknya game mobile berkualitas terutama dari platform Android. Di bulan Agustus 2019 lalu, terdapat banyak game baru dan luar biasa yang dirilis di Play Store yang beberapa di antaranya layak untuk mendapat perhatian lebih. Mulai dari game pencetus genre FPS di masa lalu hingga game puzzle baru dengan elemen adventure, berikut beberapa game Android keren Agustus 2019 lalu.

1. Doom I dan Doom II
Bethesda meluncurkan versi mobile dari Doom I dan Doom II yang disebut-sebut sebagai pencetus genre FPS ketika dirilis di tahun 90-an. Dua game hasil port ini telah dilengkapi dengan semua DLC, dan untuk Doom II terdapat difficulty Master Levels untuk tingkat kesulitan yang lebih ekstrem.

Jika dibandingkan dengan game original-nya, kedua game ini sangatlah mirip meski untuk kontrol, butuh penyesuaian. Selain itu, pemain juga harus mendaftarkan akun dan login terlebih dahulu sebelum bisa memainkannya.

2. Elune
Elune merupakan game gacha RPG free-to-play baru dari Gamevil. Game ini punya mekanisme gameplay yang tidak jauh berbeda dari game gacha RPG kebanyakan. Di sepanjang permainan, pemain bisa memanggil berbagai karakter dengan berbagai skill, meningkatkan karakter tersebut, dan menjadi yang terkuat.

Game ini juga punya lebih dari 200 karakter dan cerita yang menarik untuk diikuti. Elune bisa dibilang merupakan salah satu game gacha F2P paling ‘ramah’, jika dibandingkan dengan game gacha bergenre serupa.

3. Flashback Mobile
Flashback Mobile merupakan versi mobile sekaligus remake dari salah satu game paling populer yang dikembangkan oleh developer asal Perancis. Game ini mengusung genre petualangan dengan gaya visual retro dan mekanisme kontrol yang sederhana.

Pada game ini, pemain akan mengeksplorasi dunia 2D, sembari menghindari berbagai rintangan dan menghabisi musuh-musuh yang datang menyerang. Kontrol pada game ini mungkin agak lambat, namun pemain bisa terbiasa dengan mudah setelah bermain beberapa jam saja.

4. Gigantic X
Sebagai game sci-fi shooter dengan perspektif kamera top-down, Gigantic X hadir dengan visual yang berwarna, gameplay yang menegangkan dan kontrol yang mudah dikuasai. Game ini dilengkapi dengan tiga karakter yang bisa dimainkan, banyak item untuk dikumpulkan dan mode multiplayer yang seru untuk bermain bersama teman. Singkatnya, Gigantic X merupakan game sci-fi shooter yang mungkin terlihat generik namun sebenarnya menyenangkan, penuh warna dan memiliki banyak sekuens aksi yang mengesankan.

5. ROOMS: The Toymaker’s Mansion
ROOMS: The Toymaker’s Mansion merupakan game puzzle baru dengan elemen petualangan yang menarik. Pada game ini, pemain mempunyai misi untuk menggeser tiap panel yang ada, agar karakter utama bisa berpindah ke panel lain.

Total ada 144 level pada game ini, yang terdiri dari 96 level campaign dan 48 level khusus. Menariknya, game ini punya dua ending, yang berarti pemain bisa menamatkan game ini lalu memainkannya lagi untuk mendapatkan ending yang berbeda. Untuk ukuran game puzzle, ini menyenangkan.

Baca Juga : Rekomendasi Game Android Terbaik di Bulan Ini

6. Top Speed 2
Sesuai namanya, Top Speed 2 merupakan lanjutan atau sekuel dari Top Speed. Ini game balapan yang seru, meski jika dibandingkan dengan pendahulunya, kualitasnya agak sedikit menurun.

Top Speed 2 menawarkan lebih dari 70 mobil, mode multiplayer, kustomisasi mobil yang lengkap, mode cerita dan banyak lagi. Ini bisa jadi alternatif yang menarik bagi mereka yang mungkin bosan dengan berbagai game balapan populer seperti Asphalt 9: Legends dan Need For Speed No Limits. Tidak buruk, namun tidak begitu baik juga.

7. Type II
Type II merupakan game menarik yang memadukan genre FPS dengan tower defense. Game ini menggunakan perspektif kamera first person, dengan pemain mempunyai misi untuk menembaki musuh sebelum mereka mencapai titik akhir. Type II sendiri dibekali dengan banyak senjata untuk dimuntahkan pelurunya di setiap misi, dukungan untuk layar 120Hz, achievement, cloud saving dan banyak lagi. Sebagian besar dari game ini adalah FPS, namun dengan esensi tower defense, yang secara mengejutkan jadi perpaduan yang aneh tapi seru.

Itulah tadi sedikit ulasan sekaligus rekomendasi berbagai game Android paling kece yang rilis pada Agustus 2019 lalu. Jadi tunggu apa lagi, langsung saja ke Play Store dan unduh berbagai game luar biasa di atas. Semoga bermanfaat!

Rekomendasi Game Android Terbaik yang Mendukung Kontroler Bluetooth

Rekomendasi Game Android Terbaik yang Mendukung Kontroler Bluetooth

Gamesandroid.org – Sudah bukan rahasia umum lagi apabila sebagian besar game Android masih menggunakan mekanisme kontrol layar sentuh. Ini wajar, mengingat smartphone Android yang digunakan untuk bermain game itu sendiri masih berbasis layar sentuh.

Akan tetapi, di luar sana rupanya masih ada beberapa developer yang dengan baik hati, memberikan opsi kepada pemain untuk memainkan game mereka menggunakan metode lain, yaitu dengan kontroler Bluetooth.

Berikut ini adalah beberapa daftar rekomendasi game Android terbaik yang mendukung kontroler Bluetooth, yang patut untuk kamu coba. Berikut daftarnya.

1. Evoland 2

Evoland 2 merupakan sekuel dari Evoland yang tidak hanya mendapatkan perkembangan di sisi visual dan gameplay, namun juga cerita. Berbeda dengan Evoland pertama yang bisa diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat, Evoland 2 baru bisa ditamatkan dengan bermain selama 20 jam-an lebih.

Selain itu, Evoland 2 juga lebih mengeksplorasi genre RPG yang diusung dengan mengimplementasikan sejumlah genre populer lain ke dalamnya. Yang terbaik, Evoland 2 juga mendapatkan dukungan untuk dimainkan di kontroler Bluetooth maupun dimainkan di TV via Nvidia Shield TV.

2. Modern Combat 5: Blackout

Bertahun-tahun setelah dirilis, Modern Combat 5: Blackout tetap menjadi salah satu game FPS terbaik untuk Android. Game buatan Gameloft ini tidak hanya menyediakan mode campaign single-player saja, namun juga mode online multiplayer.

Grafis indah, cerita menarik, ringan untuk smartphone low-end, Modern Combat 5: Blackout memiliki segalanya yang diinginkan dari game FPS. Plus, dukungan terhadap kontroler Bluetooth juga disematkan, guna memberi kesan yang lebih kompetitif dan seru ketika melawan musuh di medan perang.

3. Oceanhorn

Oceanhorn dinobatkan sebagai Zelda-nya Android, karena kemiripan gameplay dan juga jenis visual yang diusungnya. Game ini awalnya meluncur di Steam sebagai game PC, sebelum akhirnya diporting ke platform Android dan dirilis via Google Play Store.

Seperti yang sudah dijelaskan diawal, Oceanhorn punya kemiripan dengan Zelda, karena memadukan genre action-platforming dengan serangkaian teka-teki dungeon yang lumayan menantang. Karena sebelumnya dirilis untuk PC, maka tak mengherankan jika Oceanhorn juga ikut mendapatkan dukungan kontroler Bluetooth.

Baca Juga : Fakta Tersembunyi Tentang Game yang Anda Mainkan

4. Unkilled

nkilled merupakan game FPS bertema zombie dengan visual yang sangat halus, bersama dengan jumlah misi yang tidak tanggung-tanggung yaitu sekitar 150-an misi. Game ini juga menyematkan mode online multiplayer, disamping mode campaign single-playernya yang seru.

Ketika bermain online, pemain dapat memilih kelas karakter yang diinginkan, meningkatkan skill, lalu mengatur senjata yang akan dibawa ke medan pertempuran. Unkilled juga mendukung mekanisme kontrol menggunakan gamepad Bluetooth, yang tentunya memberi keuntungan lebih ketimbang bermain dengan layar sentuh.

5. Riptide GP: Renegade

Riptide GP: Renegade menjadi yang terbaik dari keseluruhan seri game balapan Riptide GP yang dirilis untuk Android. Game balapan dengan konsep unik ini menawarkan mode karir berbasis cerita, disamping mode lain seperti balapan biasa melawan AI maupun teman via online.

Grafiknya sendiri terbilang sangat baik, dengan detail yang benar-benar diperhatikan di tiap sisinya. Game yang juga bisa dimainkan dengan kontroler Bluetooth ini, juga memiliki banyak hal baru yang bisa dibuka melalui mode karir, seperti kesempatan untuk melakukan kustomisasi terhadap kendaraan yang digunakan untuk balapan.

Demikian tadi rekomendasi beberapa game Android terbaik yang mendukung kontroler Bluetooth. Sebagai rekomendasi tambahan, jika kalian ingin mendapatkan kontroler dengan kualitas terbaik, disarankan untuk mencoba SteelSeries Stratus XL atau Razer Raiju. Semoga bermanfaat!

Game Horor Pamali

Game Horor Pamali

Gamesandroid.org – Setelah kesuksesan game horor Indonesia “DreadOut” di mana ia bekerja Digital Happiness pada pertengahan 2014, kali ini pengembang game Bandung StoryTale Studios tidak mau kalah ketika meluncurkan game horor barunya, berjudul Pamali: Indonesian Folklore Horror. Dalam game ini, StoryTale Studios ingin memperkenalkan budaya pamali yang dipercaya banyak orang Indonesia. Pamali sendiri berarti pantang, yang jika dilanggar akan membawa sial atau akibat buruk.

Sebuah simulasi menyelesaikan misi tertentu
Dalam versi demo ini kamu akan diberikan sebuah simulasi memainkan karakter seorang laki-laki yang bernama Jaka yang datang ke rumah orangtuanya yang sudah meninggal untuk menjualnya.

Nnamun sebelum dijual, ia harus membersihkan dan merenovasi rumah itu tanpa mengganggu makhluk halus yang ada di tempat itu, dan juga kamu akan banyak menemukan beberapa benda-benda aneh dan mistis di sana.

Memiliki empat jalan cerita
Game ini memiliki empat jalan cerita. Masing-masing cerita memiliki jenis hantu yang berbeda, yaitu kuntilanak, pocong, tuyul dan leak. Namun kamu baru bisa memainkan versi demo yang kuntilanak.

Nuansa mencekam di game ini berasa banget lho
Grafis furniture, lighting dan sounds yang menonjolkan ciri khas Indonesia membuat nuansa game makin mencekam. Dalam game ini karakter akan berbicara dengan bahasa Indonesia, dan juga menyediakan subtitle bahasa Inggris agar para gamers dari mancanegara pun dapat memainkannya.

Baca juga : My Lovely Daughter

Setiap benda yang disentuh ternyata memiliki informasi dan makna di dalamnya
Ketika kita berhasil menyelesaikan skenario tersebut dengan selamat ataupun tidak, pada akhir permainan akan diberikan informasi mengenai hal-hal apa saja yang kurang tepat bia kamu lakukan saat menginteraksikan suatu objek. Seperti menyalakan lampu, radio dan benda-benda lainnya.

Diperkirakan akan rilis pada akhir tahun ini
Game ini masih dalam proyek kickstarter yang berarti masih dalam tahap penggalangan dana. Namun jika penggalangan dana sudah cukup, diperkirakan game ini akan rilis pada kuartal 4 tahun 2018.

My Lovely Daughter

My Lovely Daughter

Gamesandroid.org – Jika Anda mencermati, tampaknya dalam dua tahun terakhir perkembangan industri game oleh pengembang lokal telah berkembang pesat. Hanya sejak 2017, dua game populer yang dibuat oleh pengembang Indonesia untuk konsol dan PC telah diluncurkan. Salah satunya adalah RPG Legrand Legacy klasik yang dibuat oleh SEMISOFT, dan juga dua seri Fallen Legion yang dibuat oleh Mintsphere yang dirilis untuk PlayStation 4, PlayStation Vita dan juga untuk PC. Seolah tidak ingin tersesat, pengembang lokal GameChanger baru-baru ini merilis game simulator unik di Steam.

Game ini berjudul My Lovely Daughter. Menawarkan konsep gameplay alchemist simulator dengan tema perbudakan anak-anak yang gelap, kamu disini berperan sebagai seorang ayah yang ingin kembali menghidupkan putrinya. Demi mewujudkan usahanya ini, kamu harus melakukan banyak sekali eksperimen untuk membuat makhluk homunculi, membesarkannya seperti anak sendiri, menjalin hubungan personal, dan pada akhirnya membunuhnya untuk mendapatkan jiwa mereka.

Untuk mengembangkan eksperimen tahap lanjut tentunya tidak mudah, karena kamu juga memerlukan dana yang bisa didapatkan dari mempekerjakan homunculi, atau dengan cara paling mudah yaitu menjual mereka. Jika kamu familiar dengan seri Fullmetal Alchemist, mungkin bisa dibilang kalau My Lovely Daughter adalah game simulasi dari kehidupan gila Shou Tucker, yang tidak lain adalah ayah keji yang rela melakukan eksperimen mutasi untuk menggabungkan putrinya dengan anjing peliharaannya menjadi Chimera.

Baca juga : Rage In Peace

Tidak bisa diragukan lagi, My Lovely Daughter adalah game simulasi dengan pendekatan konsep paling unik yang pernah Kru KotGa lihat sebelumnya. Game ini juga sangat cocok bagi kamu yang ingin menguji seberapa besar rasa kemanusiaanmu. Dan Game ini lebih mengara ke sesuatu yang positif sebagaimananya kita manusia kita harus saling membantu dan memahami sesama manusia. Jika menurut anda artikel diatas menarik dan sangat bagus bagikan ke teman atau kerabat anda bagi mereka yang pecinta game agar lebih mengetahui wawasan lebih luas tentang game.

Rage In Peace

Rage In Peace

Gamesandroid.org – Siklus kematian yang tidak berhasil, adegan pembunuhan brutal, iblis meraung dan puncak kematian malaikat datang. Saya tidak berbicara tentang rekaman death metal 90-an atau film horor kelas B lokal yang beredar di tahun 80-an. Saya saat ini berbicara tentang Rage In Peace, sebuah game lokal yang memiliki semua bahan di atas, tetapi dicampur dengan konfigurasi yang tidak masuk akal, humor hitam dan plot yang bergerak. Kombinasi yang tampaknya tidak dapat berhasil, tetapi sebenarnya sudah benar.

Rage in Peace adalah game genre side-scrolling karya debut pengembang indie asal bandung, Rolling Glory Jam. Adapun publisher yang mengelola aspek bisnisnya adalah Toge Production. Rage in Peace menampilkan animasi yang halus dan benar-benar hidup. Dalam tiap level, pemain bakal disuguhi jebakan-jebakan paling mengerikan yang bisa dibayangkan manusia. Secara resmi, game ini baru dirilis pekan lalu lewat platform distributor game digital Steam. Kisah dalam game ini terjadi dalam sebuah bangunan kantor biasa. Kobaran api dan keretakan terlihat di sana-sini. Dalam setting seperti ini, pemain akan mengendalikan Timmy Malinu, seorang karyawan korporat yang sudah bosan pekerjaannya. Hidup karyawan yang kepalanya nyaris mirip marshmallow itu berubah drastis setelah dikunjungi malaikat maut alias Grim Reaper. Sang pencabut nyawa itu menitipkan satu pesan saja: Timmy bakal mati hari ini. Nah, tugas utama pemain game ini adalah menjalankan karakter Timmy melewati segala jebakan dan rintangan agar Timmy bisa hidup lebih lama—sukur-sukur sampai akhir game.

Ingatan yang kuat adalah modal berharga dalam menyelesaikan Rage in Peace. Saban beberapa langkah sekali, pemain akan disuguhi jebakan-jebakan mematikan, dari hiu yang sekonyong melompat dari hingga bola penghancur bergerigi dari langit-langit; dari bambu runcing yang tiba-tiba menyeruak dari permukaan tanah sampai formasi batu mirip Stonehenge yang bergerak-gerak serta meremukan apapun di hadapannya. Pendeknya, jika harus dicari pembanding yang setara, maka game yang paling mendekati adalah Limbo—game yang menuai banyak pujian pada 2016 silam—dengan game Trial and death-nya (pengembang Rage in Peace juga menyebut Braid, Bastion, To The Moon, Owlboy, Dust, Super Meat Boy, Celeste, Nier: Automata sebagai inspirasi mereka). Dari awal pengembangannya, otak-otak di balik Rage in Peace sudah sepakat akan satu hal; game ini harus bisa mengajari pemainnya akan mortalitas manusia dengan cara yang enggak nakut-nakutin, ujar Dominikus D. Putranto, yang menyutradarai, mendesain, dan menulis serta memprogram Rage in Peace bersama co-writer Halida Astatin.

Baca juga : She And the Light Bearer

“Salah satu pelajaran yang bisa dipetik dari game ini adalah bagaimana kematian seorang yang dekat dengan kita bisa mengubah kehidupan kita secara drastis, atau gampangnya membentuk masa depan kita,” ujar Dominik. Dia lantas melanjutkan bahwa Paulo Coelho—penulis kenamaan asal Brasil—pernah menulis cerita tentang seseorang yang mati dan jasadnya tak ditemukan selama bertahun-tahun. “Coelho menulis ‘berbahagialah orang yang meninggal dalam keadaan masih berpiyama’ karena itu artinya orang tersebut meninggal dalam tidur atau di rumah sakit dikelilingi orang-orang yang dekat dalam hatinya.” Daripada sekadar menampilkan berbagai cara konyol untuk mati, Rage in Peace sesungguhnya memang tentang kegigihan bertahan hidup.

“Apa yang menurut kami menarik untuk dijajaki adalah kontradiksi antara gameplay yang absurd, keisengan untuk ngetroll dan ceritanya sendiri, yang lebih serius dan depresif,” ungkap Dominik. Dengan elemen-elemen yang kontradiktif, PR utama pengembang Rage in Peace memastikan mereka berada dalam mood yang tepat saat berusaha menyeimbangkan elemen-elemen itu.

“Pernah tuh ada satu sesi, mood kami lagi jelek tapi kami maksain mengerjakan satu level. Hasilnya malah jadi jelek. Player harus terus-terusan grinding sepanjang level. Enggak enak deh mainnya.”

Level pertama Rage in Peace digratiskan di Steam sebagai trial tahun lalu dan menuai pujian dari banyak jurnalis game serta vlogger yang mengunggah play-through mereka di YouTube. Yang paling mengejutkan, PewDiePie, vlogger game paling populer sekaligus kontroversial saat ini, ikut memuji game ini. Hemat kata, hype yang muncul di sekitar Rage in Peace enggak kebetulan doang. Gervasius Anton, yang biasa dipanggil Hasta, mengelola kanal gaming populer di YouTube bernama HastalavistaGaming. Anton adalah salah satu orang yang menjajal demo-demo awal Rage in Peace. Baginya, Rage in Peace berhasil sebagai sebuah game karena bisa menyuguhkan tingkat kesulitan yang menantang namun tetap adil.

“Masih masuk dalam kategori rage game yang bisa dimainkan lah,” katanya. “Dan, untuk ukuran game indie, game ini punya grafis dan selera humor yang keren.”

Salah satu elemen yang membuat game ini mencuat di luar kalangan nerd game adalah soundtracknya, yang dikurasi oleh sound artist Monkey Melody dan label indie Nanaba Records. Rage in Peace memang bukan game indie pertama yang menggandeng musisi-musisi underground. Hanya saja, sebelumnya skalanya tak sebesar ini.

“Saya senang saja menjajaki kesempatan yang memungkinkan musisi independen berkarya di luar lanskap musik standar,” kata Jodi Setiawan, pemilik Nanaba Records owner Jodi Setiawan. Peonies, band Jodie, juga menyumbang salah satu lagu dalam soundtrack Rage in Peace yang sedianya jadi rilisan fisik terakhir Nanaba Records sebelum gulung tikar tahun ini.

“Kolaborasi ini bisa kejadian karena kebetulan saya juga seorang gamer. Setelah ngeliat bagaimana pengembang Rage in Peace masang musik di adegan-adegan tertentu, kamu bakal ngerti betapa pentingnya musik-musik itu bagi aksi-aksi yang terjadi di layar monitor,’ kata Jodi. “Musik di game ini enggak cuma jadi background doang, tapi kadang jadi pusat perhatian juga.”

She And the Light Bearer

She And the Light Bearer

Gamesandroid.org – Game ini merupakan kolaborasi antara dua pengembang game: Mojiken Studio dan Toge Productions. Direncanakan untuk meluncurkan game ini di platform PC melalui Steam. She And The Light Bearer diumumkan untuk pertama kalinya pada pertengahan 2015. Game ini merupakan kolaborasi antara dua pengembang game, yaitu Mojiken Studio dan Toge Productions. Direncanakan untuk meluncurkan game ini di platform PC melalui Steam.

Game ini merupakan salah satu kelanjutan prototipe yang dibuat dari Mojikencamp, salah satu program internal Mojiken Studio. Mojikencamp juga telah menghasilkan sebuah game utuh sebelumnya. Prototipe Ultra Space Battle Brawl yang telah rilis di Switch dan Steam juga berasal dari Mojikencamp. Prototipe dari game ini, She Who Was Once Lost memiliki gameplay yang berbeda dan skala yang lebih kecil. Prototipe tersebut menjadi gambaran art direction yang kemudian dikembangkan. She and The Light Bearer akan memiliki gameplay layaknya game visual novel pada umumnya dengan beberapa minigame. Keunikan dari game ini adalah art style-nya yang mirip dengan buku cerita dan dongeng. Dalam game ini pemain akan berperan sebagai Firefly yang bertujuan untuk mencari sosok Ibu yang akan menentukan nasib semua makhluk yang hidup didalam hutan tersebut. Firefly akan menjelajahi hutan dan berinteraksi dengan berbagai penjaga hutan untuk mencari sosok Ibu.

Baca juga : Ultra Space Battle Brawl

Tak hanya berdialog dan menentukan pilihan pada visual novel pada umumnya, She and The Light Bearer memiliki beberapa minigame seperti puzzle dan teka-teki. Teka-teki tersebut merupakan cara agar mendapatkan bantuan dari para penjaga hutan untuk membantu mencari sosok Ibu. Selain grafis yang cantik, musik dari game ini juga asyik dan imersif. Penggunaan instrumen seperti gitar, tamborin dan perkusi etnis sangat sesuai dengan setting dalam game. Musik dalam beberapa adegan menggunakan nada pentatonis yang memiliki suara seperti gamelan jawa. Beberapa penghargaan internasional telah didapatkan oleh She and The Light Bearer, seperti Best Visual Art pada Level Up Kuala Lumpur 2018, Best Kids and Family Game pada Indie Prize Asia 2017 dan Best Art Direction pada Indie X Portugal 2018. Jika ingin mencoba game ini sebelum membeli, versi demo dapat diunduh dari halaman itch.io Mojiken Studio.

She and The Light Bearer akan dirilis di Steam pada tanggal 17 Januari

UPDATE : She and The Light Bearer saat ini sudah tersedia di Steam! Kamu bisa membelinya dengan harga Rp94.900 atau jika kamu membelinya sekarang hingga 25 Januari 2019 besok, ada diskon 20% menantimu!

Ultra Space Battle Brawl

Ultra Space Battle Brawl

Gamesandroid.org – Sejauh ini, tidak ada game esport yang berasal dari Indonesia. Tapi sepertinya, Indonesia segera bisa bangga! Karena game Ultra Space Battle Brawl akan menjadi olahraga pertama yang 100% merupakan hasil karya anak-anak bangsa!

Sebagian besar game esport berasal dari luar Indonesia. Sebut saja Dota 2 yang dikembangkan oleh Valve, League of Legends dari Riot Games, dan Overwatch dari Blizzard yang ketiganya berasal dari Amerika Serikat.  Meskipun memang ada beberapa game yang memiliki perwakilan atau penerbit di Indonesia, misalnya Mobile Arena, Mobile Legends, dan Vainglory, namun tetap saja ketiga judul tersebut dikembangkan oleh developer dari luar negeri. Di tengah serbuan esport yang berasal dari luar negeri ini, ternyata ada titik cerah di industri game Indonesia! Pasalnya, sebuah studio game asal Surabaya, Mojiken Studio, bekerja sama dengan penerbit dari Jakarta, Toge Productions, sedang mengembangkan Ultra Space Battle Brawl (USBB).

Bagi kamu yang penasaran, “game apa sih ini?” USBB adalah sebuah permainan yang menggabungkan konsep Pong dengan game fighting, seru kan! Dua pemain akan saling beradu menghancurkan kristal lawannya menggunakan sebuah bola yang memantul-mantul. Uniknya, layaknya game fighting, setiap pemain dapat mengaktifkan Ultra setelah meterannya terisi penuh dari berbagai aksi yang dilakukan di permainan. Ketika Ultra aktif, karakter yang sedang dimainkan oleh pemain akan mengeluarkan jurus ultimate selama beberapa detik dan serangannya menjadi sangat sakti! Pada ajang BEKRAF Game Prime 2017, Mojiken dan Toge Production menggelar turnamen mini USBB di main stage. Acara ini mengajak empat penonton untuk berpartisipasi memperebutkan merchandise menarik dari MSI. Hasilnya? Seru banget! Tidak disangka turnamen mini ini mampu menarik crowd yang tidak sedikit.

Baca juga : Mini Racing Adventures

Tidak Sengaja Menjadi Esport
Sewaktu tim Gamesandroid.org berbincang-bincang dengan Eka Pramudita, developer USBB, ia mengatakan kalau awalnya game ini dikembangkan hanya untuk local multiplayer semata. Namun, setelah ia memamerkan game ini di berbagai konferensi game baik di Indonesia maupun luar negeri, tidak hanya mendapatkan tanggapan positif, tetapi juga banyak sekali masukan yang mengatakan kepada Eka untuk mengembangkan online multiplayer. Akhirnya, tim Mojiken menerima usulan tersebut. Memang kalau dilihat dari gameplay, tidak ada alasan bagi USBB untuk tidak mengembangkannya menjadi sebuah esport. Unsur game fighting yang cukup kental membuat game ini memiliki mekanik permainan yang cukup dalam, sedangkan basis gameplay sesederhana Pong membuat USBB mudah untuk dipelajari setiap orang. Formula inilah yang membuat sebuah game mampu disebut sebagai esport.

Eka sendiri memiliki harapan tinggi akan kelangsungan USBB sebagai sebuah cabang esport dari Indonesia yang mampu mendunia. Ia juga berharap nantinya terbentuk komunitas-komunitas USBB yang mampu membuat game ini semakin besar! Mengingat Dota 2 juga dulunya besar karena peran komunitas itu sendiri. Buat kamu yang ingin mencoba, Eka mengatakan kalau Ultra Space Battle Brawl akan kembali menggelar mini turnamen di acara Popcon Asia 2017. Kalau kamu penasaran ingin mencoba permainan ini, boleh banget datang berkunjung. Game yang dikembangkan pada tahun 2015 lalu ini sudah memasuki tahap akhir development. Rencananya, mereka akan merilis game ini di permulaan tahun 2018 untuk platform Steam. Doakan saja ya semoga bisa rilis tepat waktu.

Mini Racing Adventures

Mini Racing Adventures

Gamesandroid.org – Dalam game ini, kita akan bertindak sebagai pengemudi yang harus melintasi landasan pacu dari titik A ke titik B. Di jalan kita akan menghadapi beberapa rintangan, seperti naik atau turun. Di beberapa titik kita juga akan menghadapi barel yang meledak.

Dalam perjalanan tersebut kita dapat mengumpulkan koin dan bensin yang disebar di beberapa titik. Koin berfungsi untuk membeli kendaraan dan lintasan yang terkunci. Sedangkan bensin berfungsi sebagai bahan bakar dalam permainan ini.

Ada beberapa kondisi yang membuat kita game over dalam game ini, antara lain : terjatuh dari kendaraan, tersangkut, atau bensin yang kita miliki habis.

Grafis
Grafis dari Mini Racing Adventures yang ditampilkan adalah berjenis side scrolling dengan sentuhan 3D. Dalam game ini kita akan dimanjakan dengan berbagai pilihan kendaraan dan lintasan. Pada saat memulai game, kita hanya dapat memilih satu kendaraan dan satu lintasan. Kendaraan dan lintasan lain akan terbuka dengan cara menukarkan koin yang kita dapatkan sepanjang permainan. Kita juga dapat melakukan upgrade pada kendaraan yang kita miliki. Seperti mesin, suspensi, ban, rangka, dan daya tampung bahan bakar. Saat melakukan upgrade tidak terjadi perubahan pada bentuk kendaraan. Tetapi, kita dapat merasakan perubahan kecepatan, keseimbangan, dan jarak tempuh yang dimiliki kendaraan kita.

Mode permainan
Ada beberapa mode permainan yang dapat kita pilih. Ada mode offline dan mode online. Single Mode, Ghost Mode, Battle Mode adalah mode yang dapat kita mainkan secara offline. Sedangkan mode yang hanya bisa dimainkan dalam secara online adalah mode Live Multiplayer dan Play With Friend.

Single Mode
Pada mode permainan ini kita akan bermain seorang diri. Kita ditantang untuk menyelesaikan rintangan yang ada dan berjalan sejauh mungkin.

Ghost Mode
Pada mode permainan ini kita akan melawan bayangan kita sendiri. Pada mode ini kita akan mendapatkan koin tambahan pada setiap level yang kita lewati jika menang melawan bayangan.

Battle Mode
Mode permainan ini sama dengan Ghost Mode. Perbedaannya adalah bayangan yang kita lawan akan bertambah kuat di setiap level yang kita lewati.

Live Multiplayer Mode
Pada mode ini kita akan bermain melawan pemain lain yang bermain game ini diseluruh dunia. Pemain yang akan kita lawan tidak bisa ditentukan. Semua dipilih secara random.

Play With Friend Mode
Mode permainan ini hampir sama dengan mode Live Multiplayer. Tetapi, kita dapat membuat room sendiri. Sehingga, lawan yang akan kita lawan bisa lebih spesifik.

Baca juga : Dynasty Conquest

Kesimpulan
Gameplay yang ditawarkan oleh Mini Racing Adventures bukanlah sesuatu yang baru. Jika anda pernah bermain Hill Climb Racing. Maka, gameplay yang ditawarkan tidak jauh berbeda. Tetapi, sentuhan pada grafis 3 dimensinya membuat game ini memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan. Ditambah lagi kita bisa bermain secara online. Salah satu hal yang saya perhatikan ketika bermain game adalah seberapa sulit sebuah game dimainkan. Tentu akan mengesalkan jika game terlalu sulit untuk dimainkan. Tetapi, akan sangat membosankan jika game terlalu mudah untuk dimainkan. Pada permainan ini saya rasa tingkat kesulitannya berada pada tingkat medium. Tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Namun, jika dibandingkan dengan Hill Climb Racing. Permainan ini setingkat lebih sulit.

Ada dua hal yang kurang dari game ini menurut saya. Pertama, pilihan jumlah lintasan lebih sedikit dari jumlah kendaraannya. Dengan sedikitnya pilihan tersebut maka makin sedikit pula hal yang dapat dieksplor. Kedua, tidak ada perubahan bentuk pada saat melakukan upgrade kendaraan. Perubahan bentuk itu memang bukan hal yang terlalu penting. Tetapi, jika bisa ditambahkan pastinya akan menambah rasa penasaran pemain untuk mengeksplor game ini lebih jauh. Diluar kedua hal tersebut saya rasa tidak ada lagi kekurangan yang mengganggu. Jadi, pantaskah game ini untuk dimainkan ? Ya. Jika anda ingin memainkan game ringan dengan grafis yang menarik. Mini Racing Adventures adalah pilihan yang tepat.

Dynasty Conquest

Dynasty Conquest

Gamesandroid.org – Setelah Dinasti Naga, pencarian saya untuk permainan dengan nuansa Romance of Three Kingdoms minggu ini berlanjut dengan Dynasty Conquest, yang terlihat berbeda dari game bertema serupa lainnya. Game Dreamplay Games of Korea memiliki genre strategi yang kurang lebih sama dengan Clash of Clans, tetapi dengan grafis 2D dan mekanisme yang jauh lebih bervariasi daripada game Supercell yang populer.

Bentrok Pasukan Dari Tiga Kerajaan
Saya tak perlu panjang lebar lagi menjelaskan inti dari permainan strategi ala Clash of Clans yang memang sudah begitu banyak diadopsi game mobile lain di luar sana. Inti dari permainan semacam ini cukuplah simpel. Kamu diberikan sebuah markas, kemudian membangun armada perang yang cukup kuat, dan membawanya bertempur menghadapi kerajaan lainnya di luar sana. Kamu sendiri bisa memilih untuk berpihak sebagai satu di antara tiga pilihan kerajaan yang disediakan. Sayangnya tak ada pembeda tampilan antara satu faksi dengan faksi lainnya di sini. Sehingga kerajaan manapun yang kamu pilih, kamu akan melihat bangunan dan pasukan yang sama, hanya berbeda dari segi tampilan warnanya saja. Berbeda dengan game strategi mobile lain di luar sana, Dynasty Conquest lebih ke aksi “tawuran” antar regu pasukan, baik itu saat kamu dalam posisi sebagai penyerang maupun pihak yang bertahan.

Di sini kamu tidak akan menjumpai susunan menara pemanah ataupun labirin tembok yang mengelilingi markas lawan. Sebagai gantinya, pasukan pemain yang bertahan akan menempati pos khusus di sekitar markas, sehingga pertempuran game ini terkesan seperti adegan film perang kolosal semacam Red Cliff dan lain sebagainya. Untuk memperdalam strategi permainan kamu, Dynasty Conquest membagi jenis pasukanmu ke dalam lima kelas berbeda, masing-masing dengan kelebihan dan kelemahan satu sama lain. Seperti pemanah yang lemah terhadap serangan kavaleri tapi ampuh mengalahkan unit Chariot, pasukan Spearman yang efektif menghadapi kavaleri, dan lain sebagainya. Uniknya lagi, pasukanmu tadi akan dipimpin karakter jendral dengan kemampuan khusus berbeda-beda. Sedikit mengadopsi sistem penilaian game kartu, tangguh atau tidaknya jendral tersebut dipengaruhi pangkat “kelangkaan kartu” yang ada di saat kamu merekrut mereka.

Merekrut pasukan berikut jenderal mereka tadi melibatkan sistem undian yang acak, jadi kemungkinan kamu mendapatkan jendral unit terbaik atau tidak, semuanya tergantung keberuntungan masing-masing pemain. Hal ini mungkin dirasa tak begitu adil bagi kita, namun untungnya frekuensi kamu mendapatkan mata uang IAP (Dragon Jade) di sini cukuplah tinggi. Jadi, semakin sering kamu bermain, semakin bagus pula karakter yang kamu miliki.

Baca juga : KungFu Quest: The Jade Tower

Variasi Kecil yang Dibutuhkan Setiap Game Strategi

Hal lainnya yang membedakan Dynasty Conquest adalah variasi gameplay yang jarang saya temui dalam genre strategi sejenis. Di luar kesibukanmu menaklukkan markas musuh yang ada dalam mode single player atau multiplayer, di sini kamu juga mengatur aktivitas minor seperti mengangkat jenderal atau penasehat sebagai gubernur dari wilayah yang sudah kamu taklukkan. Gubernur jenderal ini akan bertindak sebagai mesin penghasil uang kedua kamu selain bangunan yang kamu dirikan. Keberadaan mereka sangatlah diperlukan sebagai penggerak laju ekonomi kerajaanmu, terlebih lagi di saat kamu berada di level permainan yang tinggi karena harga upgrade bangunan mulai dirasa mahal. Namun supaya kamu bisa mengangkat sosok gubernur ini, kamu perlu menguasai wilayah peta dunia yang terbagi lagi ke dalam rangkaian misi single player campaign. Kamu sendiri bisa mengulangi setiap misi yang ada dengan tingkat kesulitan berbeda dengan perolehan hasil menjarah yang lebih banyak pula.

Selain selingan manajemen tadi, kamu juga disuguhi aksi arena battle yang sekilas mengingatkan saya akan mini game pertempuran lapangan dalam Suikoden. Kunci untuk memenangkan perang frontal semacam ini adalah menebak jenis formasi apa yang digunakan oleh lawan dan menentukan formasi kamu sesuai dengan pasukan yang kamu bawa. Terus terang kedua bagian gameplay tadi memberikan selingan yang cukup menarik untuk mengatasi jenuhnya aktivitas player raid yang biasa-biasa saja. Menariknya lagi, Dreamplay Games juga menyertakan fitur arena battle ke dalam aktivitas event mingguan berhadiah Dragon Jade, jadi ada banyak cara agar kamu bisa bersaing di tangga skor leaderboard.

Presentasi Biasa Saja untuk Romansa Tiga Kerajaan yang Lebih Baik Dibandingkan Lainnya
Berbicara mengenai grafis, terus terang Dynasty Conquest tidak dilengkapi dengan grafis istimewa yang membuatnya kalah bersaing dengan game strategi semacam DomiNation, Allies & Empires, dan lain sebagainya. Tampilan tekstur karakter beresolusi rendah sering saya lihat saat mencoba game ini di tablet. Seandainya kamu bermain di smartphone, hal ini mungkin tak akan menjadi masalah mengingat kecilnya dimensi layar yang dimiliki smartphone. Meskipun demikian, saya tak memungkiri bahwa kualitas animasi 2D yang dihadirkan Dynasty Conquest cukup “bersahabat” untuk dimainkan dalam perangkat Android kelas low-end. Jadi, seandainya kamu memiliki perangkat smartphone yang biasa-biasa saja, saya rasa game ini aman untuk dijalankan di Android kesayanganmu.

Untuk IAP sendiri, Dynasty Conquest mematok harga yang tergolong standar bagi ukuran game mobile. Di sini kamu bisa membeli IAP mata uang Dragon Jade secara satuan atau membeli paket status VIP yang jauh lebih ekonomis. Kisaran IAP game ini dibanderol mulai harga termurah Rp12.000 (untuk 110 butir Dragon Jade atau setara pembelian dua kali undian hero) hingga yang paling mahal seharga satu juta rupiah. Bila itu tadi dirasa memberatkan, penawaran paling ekonomis adalah pembelian status VIP seharga Rp119.000. Pembelian ini akan memberimu timbunan 3150 butir Dragon Jade dalam kurun waktu satu bulan, dan dengan ini kamu bisa menarik puluhan undian hero tanpa batas.

Kesimpulan
Dynasty Conquest mungkin bukanlah sesuatu yang mudah untuk direkomendasikan kepada kamu yang terlanjur jatuh hati dengan permainan Clash of Clans dan lainnya. Namun bagi kamu yang menginginkan sebuah game Romance of Three Kingdoms yang berbeda dari apa yang sudah ada di luar sana, maka inilah game unik yang patut untuk kamu coba. Dengan gameplay yang jauh lebih menarik dibandingkan sekedar aksi auto battle-card ala game Romance of Three Kingdoms lainnya di luar sana, bisa dibilang Dynasty Conquest merupakan salah satu dari sekian game bernuansa perang tiga kerajaan terbaik yang bisa kamu mainkan tahun ini.

1 2