Even Mobile Legends Berikan 2 Skin Free

Even Mobile Legends Berikan 2 Skin Free

Gamesandroid.org.com – Keren enggaknya sebuah game, selain bergantung pada gameplay yang diberikan serta konten yang dihadirkan, juga bergantung kepada bagaimana developernya ataupun perusahaan pengembangnya memperlakukan para pemainnya. Nah, seperti yang diberikan oleh Moonton dalam gamenya Mobile legend. Nah, pada event selanjutnya mobile legends akan memberikan para fansnya 2 buah skin secara gratis untuk kalian yan telah setia bermain gamenya.

Pada tanggal 6 Juni kemarin Moonton, memberikan event Twilight chess, dimana pemain dapat memilih untuk membuka 2 buah chess yang berisikan skin Elite, Epic, dan Special tergantung dari chess yang mereka pilih Baik itu epic ataupun elite chess. Nah, untuk kalian yang telah melakukan pre-order pada bulan sebelum event tersebut diadakan, kalian akan mendapatkan 4 buah item yaitu Summer Fan Festival.

Nah, jika kalian mengumpulkan 5 buah Festival fan, pada tanggal 8 Juni depan, kalian bisa menukarnya dengan 1 buah Normal Twilight Chess ticket, yang dapat memberikanmu kesempatan untuk mendapatkan Special ataupun elite skin tergantung keberuntunganmu. Kerennya lagi, pada event tersebut total limit penukaran ada 2 buah dan total fan yang bisa dikumpulkan ada sekitar 11 buah. Jadi pemain bisa mendapatkan 2 buah skin Elite dan Special melalui event tersebut.

Baca juga : Talking Tom Akan Keluarkan Game Terbaru

Nah, jika kalian belum melakukan pre-order, kalian masih berkesempatan untuk mendapatkan 1 buah skin dari event limited time tersebut. Jadi untuk kalian yang belum mendownload game tersebut, silahkan download dan mainkan Mobile legends sekarang juga.

Talking Tom Akan Keluarkan Game Terbaru

Talking Tom Akan Keluarkan Game Terbaru

Gamesandroid.org.com – Siapa sih yang tidak mengenal si Tom dan Angela dari seri game Talking Tom dan Angela. Ya, Kedua kucing menyebalkan itu sangat populer pada masanya, dan hampir di download oleh setiap orang di HPnya dulu. Nah, baru – baru ini kedua karakter kucing tersebut ternyata mengeluarkan game baru yang bernama Talking Tom Heroes Dash!

Talking Tom Heroes Dash, adalah game baru bertemakan Endless Runner. Jika kalian familiar dengan game seperti Subway Surfer, Minion Rush dan sebagainya maka kalian akan merasakan sedikit kemiripan dari Gameplay Talking Tom Heroes Dash ini. Di dalam game tersebut, kalian akan bermain sebagai Tom yang akan menyelamatkan teman – temannya yang telah di culik oleh seekor rakun. Nah, kalian akan berlari sekeliling kota, menggunakan gerakan Swipe untuk menggerakkan si kecil tom yang akan dihalangi oleh berbagai macam rintangan.

Baca juga : Data Update Game AOV Di Tahun 2019

Dalam mengejar rakun kecil tersebut, pemain akan menemukan berbagai macam power up yang dapat membantu Tom untuk mengejar si rakun. Kerennya lagi, setelah menyelamatkan temannya, pemain akan berkesempatan untuk mengunlock karakter tersebut, dan bermain menjadi karakter tersebut. Beberapa karakter yang bisa diunlock adalah, Angela, Hank, Ginger, Ben, dan mungkin masih banyak lagi tergantung dari update yang akan diberikan untuk kedepannya.

Nah, jika kalian tertarik dengan karakter Talking Tom dan ingin membangkitkan Nostalgia dalam bermain game yang cukup asik ini, silahkan download game ini di Google play untuk Android dan App Store untuk iOS.

Data Update Game AOV Di Tahun 2019

Data Update Game AOV Di Tahun 2019

Gamesandroid.org.com – Arena of Valor juga tidak mau kalah nampaknya dalam urusan memberikan suatu kehebohan, dimana kita sendiri tahu bahwa ajang AWC atau AOV World Cup 2019 juga akan berlangsung sebentar lagi, belum sampai disitu saja ternyata AOV sendiri sudah menyiapkan kejutan besar yang nantinya akan datang pada tanggal 12 Juni 2019 lewat update besarnya (Major Update).

Banyak sekali keluhan yang datang di AOV versi saat ini, terutama yang berada dalam server Baratayudha atau MSP Garena AOV Indonesia. Bug adalah sajian utama kami disaat bertanya kepada kebanyakan Player pada Fans Page Facebook Gamebrott AOV milik kami, namun sepertinya Challangers tidak perlu khawatir, hanya butuh bersabar hingga tanggal 12 Juni nanti, kalian semua akan merasakan sensasi terbaru pada game Arena of Valor.

Grafik Yang Naik Kelas

Dalam Update AOV 12 Juni 2019 nanti, kamu akan mendapatkan pengalaman bermain yang tentunya semakin baik, karena selain mendapatkan fitur yang menjaga kenyamanan bermainmu kamu juga akan dimanjakan dengan kualitas grafik yang makin dipercantik dan diperbarui, dengan tema baru yaitu Horizon Valley 3.0. Bisa kamu lihat seperti cuplikan video diatas perubahan yang tertera, dari Arena sampai tampilan Hero tidak kalah manis seperti AOV yang ada di versi Nintendo Switch. Selain itu Update AOV nanti juga menghadirkan beberapa perubahan mekanisme dari Interface, Battlefield dan Item. Atau lebih jelasnya kamu bisa membaca penjelasan dibawah:

PERBAIKAN INTERFACE

Social Function juga mendapatkan pembaruan yang tentunya mempermudah kamu dalam menjalankan fitur pertemanan atau sosial-sosialan dalam game, atau kalian bisa melihat foto dibawah, kalian bisa menggeser atau melihat langsung lewat Instagram Official Garena AOV Indonesia dibawah:

Pemberitahuan Permintaan Teman
Kamu akan mendapatkan suatu notifikasi/pemberitahuan saat ada permintaan pertemanan, sehingga akan memudahkan kamu saat menerima atau menolak permintaan pertemanan dari seseorang.

Nama panggilan
Kamu dapat merubah atau mengedit nama teman kamu, jadi kamu bisa memberi nama panggilan sesuai keinginanmu pada setiap teman yang ada didalam Friendlist mu.

Sumber dan Lokasi Teman Baru
Nanti disaat kamu menerima permintaan pertemanan dari seseorang, kamu akan mengetahuinya dari mana Friend request itu berasal, bisa dari Facebook, ID, atau berasal dari rekan satu tim atau lawan dari Match terakhir yang kamu mainkan, sehingga kamu bisa mengenali langsung siapa yang mengirim pertemanan tersebut.

Laporan mingguan yang ditingkatkan
Perubahan bintang setelah setiap pertandingan peringkat se

Baca juga : Game Terbaik Di 10 Tahun Terakhir

PERUBAHAN BATTLEFIELD

Dalam Battlefield 3.0 akan ada beberapa perubahan mekanisme, yang tentunya hal ini dilakukan agar AOV sendiri semakin balance dan seru, kamu bisa melihat sedikit cuplikan video dari Instagram Garena AOV Indonesia dan penjelasan lebih lanjut seperti dibawah:

Blood of the Dragon:
Berlangsung 90 detik. Total Magical Damage pada musuh saat kemampuan atau serangan serangan normal dalam 3 detik telah disesuaikan menjadi 81 (+ 9 / lv) (+ 0,51AP) (+ 0,9 AD tambahan)

Damage dasar dari Slayer dan Enraged Abyssal Dragon:
ATK: 300-> 350, Armor: 183-> 300. Basis slayer EXP: 300-> 200, base Gold: 150-> 75, AOE DMG: 3.0AD-> 4.0AD. Armor Pierce meningkat menjadi 40%, pengurangan kerusakan meningkat menjadi 60%, grup AOE juga mengurangi Armor sebanyak 120.

Drake DMG vs Tower:
130 + 0.1AD-> 40 + 0.15AD, basis EXP: 10-> 100, base Gold: 25-> 50, peningkatan minion HP: 25% -> 15%

Bonus gold dari serangan terakhir (Last hit creep): 40% -> 30%

Waktu kematian dalam 4 menit pertama pertandingan akan dikurangi

Durasi Abyssal Dragon Buff: 3 menit-> 2 menit

Kecepatan gerakan Creep pada setiap lane: Meningkat pada 10, 14, 18 dan 22 menit sekarang terjadi lebih awal masing-masing pada 9, 12, 15, dan 18 menit

Game Terbaik Di 10 Tahun Terakhir

Game Terbaik Di 10 Tahun Terakhir

Gamesandroid.org.com – Bila kita ingin melihat betapa cepat perubahan yang terjadi dalam industri video game, maka kita harus mencoba melihat ke belakang dimana industri game mungkin tidak semasif dan sekompleks sekarang. Menengok ke 10 tahun lalu, atau di tahun 2009 di era dimana game mobile tidak sepopuler sekarang, kecepatan internet masih sangat pas-pasan sehingga mayoritas akan memilih bermain di warnet, dan tentunya microtransaction yang tidak segila sekarang.

Berikut ini Gamesandroid.org.com memberikan data game terbaik 10 Tahun terakhir ini :

Street Fighter IV
Siapa yang tidak mengingat Street Fighter IV? Seri dari game fighting terfavorit oleh para gamer di seluruh dunia ini mengalami lompatan yang besar terutama dari segi grafiknya di game ini. Dari yang semula hanyalah game 2D menjadi sebuah game 3D namun dengan tetap mempertahankan gaya art 2D untuk karakter maupun untuk detil lingkungannya. Sehingga meskipun melakukan lompatan yang lumayan jauh untuk grafiknya, game ini tetap terasa seperti game aslinya. Dibandingkan game fighting lainnya mungkin perubahan ini tidak terlalu wah mengingat rivalnya seperti Tekken sudah mengimplimentasikan 3D sejak awal, namun bagi para pecinta franchise Street Fighter tentunya game ini patut dikenang.

Uncharted 2: Among Thieves
Bagi para pemilik konsol Playstation 3 kehadiran seri Uncharted tentunya menjadi hawa segar bagi mereka yang ingin memainkan game ala Indiana Jones. Sempat disebut-sebut sebagai game copycat dari seri Tomb Raider, Pengembang Naughty Dog dengan percaya diri mengembangkan game aksi petualangan dan eksplorasi ini dengan style dan identitasnya sendiri. Game ini sendiri bahkan dianggap salah satu game terbaik yang pernah dibuat. Meskipun pada eranya pemilik Playstation 3 mungkin tidak sebanyak pemilik Playstation 4 sekarang, namun tentunya mereka sempat memainkan game masterpiece yang satu ini.

Point Blank
Beberapa waktu lalu kamu tentunya tahu bahwa kini game ini “dilahirkan kembali” ketika akhirnya mereka berpindah tangan dari Garena dan kembali ke Zepetto. Tepat 10 tahun sebelumnya, game FPS online ini datang ke Indonesia lewat Gamescool dan langsung mendapat respon yang sangat positif dari para gamer di Indonesia. Di masa ketika game online FPS masih sedikit jumlahnya di Indonesia, terlebih yang bersifat free-to-play dan bisa dimainkan PC dengan spesifikasi rendah yang tentunya sangat cocok dengan kondisi para gamer di masa itu. Alhasil game FPS dengan sistem “sewa senjata” ini pun meledak dan bahkan menjadi menu wajib di hampir semua warnet di seluruh Indonesia.

Borderlands
Bagaimana bila kamu menggabungkan game FPS dengan elemen RPG di dalamnya? Maka Borderlands inilah jawabanya. Menjadi sebuah proyek penggabungan yang ambisius meskipun diremehkan oleh para analis dan diprediksi akan gagal. Namun nyatanya game ini meledak begitu dirilis dan berhasil terjual lebih dari 30 juta kopi.

Perkiraan bahwa para fans FPS tidak menyukai elemen RPG dan sebaliknya ternyata salah besar dan bahkan akhirnya tren memasukkan elemen RPG ini digunakan di hampir semua game shooter dan bahkan open world setelahnya untuk menambah unsur usaha dari para gamer terhadap karakter mereka. Mungkin tidak terlalu banyak pemain Borderlands di Indonesia. Namun tentunya selalu menjadi waktu yang tepat bila kamu berencana untuk menjajal game hybrid FPS dan RPG ini. Apalagi kisah yang diambil oleh Borderlands bisa dibilang epik.

Baca juga : Game Terbaik Yang Menghiasi Hidup Mu Selama ini

Lost Saga
Siapa yang tidak tahu game fighting online yang satu ini, game ini tentunya menjadi salah satu dari banyak game-game online yang dulu sangat beken dan banyak dimainkan oleh para gamer Indonesia di warnet kala itu bahkan mampu bertahan hingga sekarang. Game ini sendiri awalnya dirilis pada 2009 meskipun baru masuk ke Indonesia pada 2011 lewat Gamescool.

Game ini pun mendulang kesuksesan di Indonesia selama beberapa tahun lewat gameplay kompetitif dan adiktif yang diusung. Elemen RPG dimana kamu bisa mengembangkan char yang digunakan juga menjadi nilai lebih bagi para pemainnya. Namun sayangnya kesuksesan game ini harus terusik ketika para cheater dan juga “suntik hero” pada 2016 yang menyebabkan banyak dari pemainnya yang memilih pensiun karena hal tersebut.

The Sims
Siapa yang tidak tahu seri The Sims, game yang awalnya hanyalah simulasi membangun ini berkembang sangat pesat hingga berubah menjadi game yang mensimulasikan kehidupan. Dan Electronic Arts serta Maxis sangat totalitas ketika game ketiga ini dibuat sejak tahun 2006. The Sims 3 sendiri mengalami lompatan besar dari seri sebelumnya, mulai dari grafis yang tentunya mengalami peningkatan, fitur kostumisasi yang kini semakin bebas dan detail mulai dari karakter, rumah, bahkan aspek-aspek lain seperti sifat, pendidikan, kelebihan dll bisa dikostumisasi. Belum lagi dunia open world yang memberikan dirimu kebebasan untuk melakukan berbagai macam hal di kota tersebut memang menjadi nilai plus yang bahkan melebihi dari penerusnya The Sims 4 yang mungkin tidak terasa sebebas game ini.

Tom Clancy’s H.A.W.X
Game yang berfokus pada peperangan udara memang tidak banyak, dan yang paling terkenal tentunya adalah Ace Combat. Namun dengan sifatnya yang kala itu menjadi eksklusif untuk konsol saja, para gamer PC tentunya mencari opsi lain dan Ubisoft hadir dengan game perang udara mereka yang berjudul H.A.W.X. yang merupakan adaptasi dari novel perang buatan Tom Clancy yang memang telah menjadi langganan adaptasi dari Ubisoft. Gamenya sendiri mungkin tidak terlalu wah jika dibandingkan dengan Ace Combat, begitu juga cerita yang meskipun menggunakan nama besar Tom Clancy namun ternyata tampil tidak terlalu memorable. Namun setidaknya game ini sendiri merupakan jalan keluar bagi para pengguna PC untuk memainkan game simulasi perang pesawat kala itu.

Idol Street
Kepopuleran AyoDance atau Audition Online di tahun 2007-an ternyata menarik publisher lain untuk merilis game serupa untuk menyaingi game yang terkenal lewat kostumisasi karakter dan interaksi sosialnya tersebut. Lyto yang dulu memang terkenal lewat game-game onlinenya yang laris manis di Indonesia seperti Ragnarok, Rising Force, dan Seal ini pun akhirnya merilis Idol Street.

Gamenya sendiri kurang lebih masih mirip dengan AyoDance, namun Lyto menambahkan beberapa fitur seperti disediakannya open-world dimana para pemain dapat berkeliling dengan lebih leluasa ketimbang AyoDance, selain itu dalam satu arena bisa dapat menampung lebih banyak pemain (hingga 30 orang) untuk bermain bersama. Game ini sendiri bahkan memiliki sekuel yaitu Idol Street 2 yang bisa kamu mainkan.

Bayonetta
Siapa yang tidak tahu Bayonetta? Protagonis wanita yang membawa image seksi dan sensual ini mungkin menjadi salah satu karakter wanita yang menjadi imajinasi para gamer cowo terhadap sosok “Wanita dewasa seksi”. Bila kamu merasa bahwa Bayonetta memiliki kesamaan style dan image yang mirip dengan Dante dari Devil May Cry maka kamu tidak sepenuhnya salah karena Bayonetta sendiri memang dikembangkan oleh Hideki Kamiya untuk Platinum Games pada 2007 dan dikembangkan lebih kurang 2 tahun sebelum akhirnya dirilis. Game ini sendiri awalnya adalah eksklusif untuk konsol, namun akhirnya diporting ke PC pada 2017 lalu.

Angry Birds
Untuk mengakhiri tentu tidak lengkap bila tidak ditutup dengan salah satu pionir game kasual di mobile yang bisa dibilang sangat meledak sejak awal dirilis eksklusif untuk Apple iPhone dan Nokia N900. Game yang sederhana dan mudah dipahami, level yang menantang, dan adiktif membuat game ini meledak di pasaran dan membawa arah baru bagi game mobile kala itu yang memang tengah mengalami transisi. Saking populernya game ini hingga diporting ke berbagai platform termasuk PC dan Windows Phone. Game ini pun mendapat banyak penghargaan dan termasuk sebagai game yang masih digemari hingga sekarang dengan berbagai sekuel dan bahkan diangkat menjadi film animasi.

Game Terbaik Yang Menghiasi Hidup Mu Selama ini

Game Terbaik Yang Menghiasi Hidup Mu Selama ini

Gamesandroid.org.com – Lalu di era ini game-game apa aja sih yang ikonik? Game yang menjadi idola dan atau bahkan masih dipuji-puji dan dikenang sampai sekarang? Mari kita cek game terbaik dari 10 tahun lalu. Perlu diingat game-game yang ada di daftar ini tidak sesuai urutan peringkat ataupun dari platform tertentu.

Assassin’s Creed 2
Daftar ini tentunya tidak afdol bila tidak dibuka dengan salah satu game terbaik yang dibuat oleh Ubisoft ini. Bahkan bisa dibilang salah satu game terbaik dalam seri Assassin’s Creed. Setelah sukses membuat standar baru dunia open-world dengan lebih banyak aktifitas dan fitur, Ubisoft menyempurnakan racikan dari seri pertamanya di seri keduanya. Apalagi dengan karakter baru yaitu Ezio yang lebih menarik dan bahkan juga menjadi salah satu karakter terbaik di Assassin’s Creed hingga sekarang.

Batman Arkham Asylum
Dikembangkan oleh sebuah studio kecil pada masa itu tidak membuat Rocksteady gentar untuk meracik sebuah game adaptasi komik yang bahkan bisa dibilang sebagai mahakarya dan menjadi standar baru bagi game-game adaptasi komik dan game aksi lainnya.Di tahun ini Rocksteady membawa nama Batman sebagai perwakilan DC Comics ke dalam jajaran video game adaptasi komik terbaik dan bersaing dengan Spiderman milik Marvel yang memang terus menjadi primadona sejak dulu hingga sekarang.

Call of Duty Modern Warfare 2
Jauh sebelum memutuskan untuk berfokus pada multiplayer dan perang futuristis seperti sekarang, Activision juga pernah melakukan lompatan ekstrim untuk seri Call of Duty-nya. Namun perubahan dari setting perang dunia ke perang modern kala itu adalah keputusan yang sangat tepat dan membawa perasaan baru yang segar bagi para pecinta game perang FPS. Sukses dengan seri pertama Activision pun merilis COD: Modern Warfare 2 dengan gameplay single player yang tetap seru dan menarik. Apalagi dengan adanya misi “No Russian” yang menuai kontroversi yang tentunya membuat game ini dikenang oleh para gamer hingga sekarang.

League of Legends
Ketika era Dota yang masih menjadi mod dari Warcraft 3: Frozen Throne masih sangat ramai dimainkan di sini. Salah satu pembuat mod aslinya, Steve “Guinsoo” Feak pindah untuk bergabung dengan Riot Games untuk mengembangkan game serupa yang berikutnya menjadi saingan terbesar untuk game aslinya. League of Legends diluncurkan pada tahun ini dan langsung menjadi primadona bagi para gamer di seluruh dunia termasuk Indonesia. Yang sayangnya tidak bertahan lama karena gamer Indonesia yang terlanjur nyaman dengan Dota terlebih ketika akhirnya Dota 2 diluncurkan oleh Valve.

Left For Dead 2
Sebelumnya, kita telah membahas bahwa akhirnya Valve meluncurkan Dota 2 namun hal itu baru terjadi pada 2013. Karena pada 2009 sendiri Valve tengah sibuk dengan peluncuran sekuel dari game FPS zombie apocalyptic mereka – Left For Dead hanya dengan jeda satu tahun dari seri pertamanya. Game ini sendiri merupakan versi lebih besar dan lebih baik dari sebelumnya dan langsung menjadi favorit para gamer lewat cerita dan aksi yang seru. Di Indonesia sendiri game ini terbilang masih populer hingga sekarang dengan beragam mod yang unik dan bahkan aneh di dalamnya.

Baca juga : Game Android Yang Wajib Anda Miliki

Plant vs Zombies
Membawa genre Tower Defense menjadi lebih kasual merupakan revolusi besar yang dibuat oleh PopCap Games lewat game Plant vs Zombies. Muncul layaknya game flash yang terlihat sederhana, PvZ malah meledak ke pasaran dan membawa video game ke arah yang lebih mainstream dan kasual lewat premis dan mekanis game yang sederhana namun tetap seru untuk dimainkan. Awalnya dirilis untuk PC dan Mac, PvZ segera menemukan dirinya lewat berbagai platform lain seperti iOS, Nintendo DS, Blackberry, dan tentunya Android. Sayangnya kini kepemilikian Plant Vs Zombie dimiliki oleh EA yang membuatnya lebih kompleks dan money oriented. Namun berita baiknya seri terbaru dari gamenya akan diumumkan tahun ini.

Minecraft
Siapa yang tidak tahu game yang satu ini. Game yang terinspirasi dari permainan bangun membangun seperti LEGO ini memang langsung dan tetap menjadi favorit sejak dirilis 10 tahun silam. Game ini sendiri memang memiliki premis yang cukup sederhana, membebaskanmu membangun apapun dari blok-blok kotak 3 dimensi. Batasan dari game ini sendiri adalah imajinasi dan bagaimana para pemain merealisasikan imajinasinya. Game ini sendiri mendapat berbagai spin-off, konten lanjutan, dan masih tetap menjadi game yang paling banyak dimainkan hingga sekarang. Berbagai mode game serta berbagai mod juga diciptakan untuk game ini. Di Indonesia sendiri game ini masih tetap dimainkan baik oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Resident Evil 5
Setelah kesuksesan Resident Evil 4 yang membawa sebuah revolusi terhadap genre action survival-horror, sekaligus terhadap franchise Resident Evil ke arah yang lebih penuh aksi. Capcom sendiri merasa bahwa para fansnya menyukai arah “aksi” yang digunakan dalam Resident Evil 4 dan menaikkannya di seri ke-5nya. Menceritakan kembali karakter lawas Chris Redfield yang kini ditemani karakter baru Sheva yang harus menuju ke Afrika untuk menginvestigasi adanya penyalahgunaan senjata bioteroris. Bagi para pecinta game aksi Resident Evil 5 tentunya menjadi game yang menghibur. Namun bagi para pecinta horor, seri kelima ini menjadi salah satu yang mengecewakan.

Dragon Age: Origins
Sebelum terjebak dalam proyek materialistis dari EA seperti sekarang, Bioware punya masa dimana mereka membuat game masterpiece, salah satunya tentunya Dragon Age: Origins yang merupakan sebuah game RPG dengan gameplay paling menarik kala itu. Bahkan bisa dibilang game ini merupakan Skyrim pada eranya. Bioware meracik sebuah game fantasi RPG dengan alur cerita dan karakter mendalam. Sehingga para pecinta game aksi RPG kala itu, Dragon Age: Origins merupakan salah satu game RPG terbaik yang pernah ada dengan kelebihan di hampir semua aspek mulai cerita, setting, karakter, musik pengiring, dan juga sistem pertarungan yang tidak kaku.

Need For Speed: Shift
Setelah melewati era keemasan di pertengahan tahun 2000-an lewat hits mereka di Need For Speed: Underground hingga Carbon, Need For Speed kemudian terjebak di kondisi jenuh dan kebingungan kemana harus membawa arah dari game ini. Dimana akhirnya EA menjajal untuk menyerahkan pengembangan game baru mereka ke studio lain (Awalnya Blacbox Stuido) ke Slightly Mad Studios yang merupakan sebuah studio indie baru kala itu. Dengan studio baru EA juga mencoba sesuatu yang baru, yaitu membuat game simulasi balapan berbasis NFS yang kemudian melahirkan NFS: Shift ini. Game ini sendiri menjadi perdebatan di kalangan para fans karena dianggap menyimpang dari NFS yang seharusnya game arcade. Namun banyak juga fans baru yang menyukai game ini bahkan hingga sekuelnya dibuat setelahnya.

Game Horor Pamali

Game Horor Pamali

Gamesandroid.org – Setelah kesuksesan game horor Indonesia “DreadOut” di mana ia bekerja Digital Happiness pada pertengahan 2014, kali ini pengembang game Bandung StoryTale Studios tidak mau kalah ketika meluncurkan game horor barunya, berjudul Pamali: Indonesian Folklore Horror. Dalam game ini, StoryTale Studios ingin memperkenalkan budaya pamali yang dipercaya banyak orang Indonesia. Pamali sendiri berarti pantang, yang jika dilanggar akan membawa sial atau akibat buruk.

Sebuah simulasi menyelesaikan misi tertentu
Dalam versi demo ini kamu akan diberikan sebuah simulasi memainkan karakter seorang laki-laki yang bernama Jaka yang datang ke rumah orangtuanya yang sudah meninggal untuk menjualnya.

Nnamun sebelum dijual, ia harus membersihkan dan merenovasi rumah itu tanpa mengganggu makhluk halus yang ada di tempat itu, dan juga kamu akan banyak menemukan beberapa benda-benda aneh dan mistis di sana.

Memiliki empat jalan cerita
Game ini memiliki empat jalan cerita. Masing-masing cerita memiliki jenis hantu yang berbeda, yaitu kuntilanak, pocong, tuyul dan leak. Namun kamu baru bisa memainkan versi demo yang kuntilanak.

Nuansa mencekam di game ini berasa banget lho
Grafis furniture, lighting dan sounds yang menonjolkan ciri khas Indonesia membuat nuansa game makin mencekam. Dalam game ini karakter akan berbicara dengan bahasa Indonesia, dan juga menyediakan subtitle bahasa Inggris agar para gamers dari mancanegara pun dapat memainkannya.

Baca juga : My Lovely Daughter

Setiap benda yang disentuh ternyata memiliki informasi dan makna di dalamnya
Ketika kita berhasil menyelesaikan skenario tersebut dengan selamat ataupun tidak, pada akhir permainan akan diberikan informasi mengenai hal-hal apa saja yang kurang tepat bia kamu lakukan saat menginteraksikan suatu objek. Seperti menyalakan lampu, radio dan benda-benda lainnya.

Diperkirakan akan rilis pada akhir tahun ini
Game ini masih dalam proyek kickstarter yang berarti masih dalam tahap penggalangan dana. Namun jika penggalangan dana sudah cukup, diperkirakan game ini akan rilis pada kuartal 4 tahun 2018.

My Lovely Daughter

My Lovely Daughter

Gamesandroid.org – Jika Anda mencermati, tampaknya dalam dua tahun terakhir perkembangan industri game oleh pengembang lokal telah berkembang pesat. Hanya sejak 2017, dua game populer yang dibuat oleh pengembang Indonesia untuk konsol dan PC telah diluncurkan. Salah satunya adalah RPG Legrand Legacy klasik yang dibuat oleh SEMISOFT, dan juga dua seri Fallen Legion yang dibuat oleh Mintsphere yang dirilis untuk PlayStation 4, PlayStation Vita dan juga untuk PC. Seolah tidak ingin tersesat, pengembang lokal GameChanger baru-baru ini merilis game simulator unik di Steam.

Game ini berjudul My Lovely Daughter. Menawarkan konsep gameplay alchemist simulator dengan tema perbudakan anak-anak yang gelap, kamu disini berperan sebagai seorang ayah yang ingin kembali menghidupkan putrinya. Demi mewujudkan usahanya ini, kamu harus melakukan banyak sekali eksperimen untuk membuat makhluk homunculi, membesarkannya seperti anak sendiri, menjalin hubungan personal, dan pada akhirnya membunuhnya untuk mendapatkan jiwa mereka.

Untuk mengembangkan eksperimen tahap lanjut tentunya tidak mudah, karena kamu juga memerlukan dana yang bisa didapatkan dari mempekerjakan homunculi, atau dengan cara paling mudah yaitu menjual mereka. Jika kamu familiar dengan seri Fullmetal Alchemist, mungkin bisa dibilang kalau My Lovely Daughter adalah game simulasi dari kehidupan gila Shou Tucker, yang tidak lain adalah ayah keji yang rela melakukan eksperimen mutasi untuk menggabungkan putrinya dengan anjing peliharaannya menjadi Chimera.

Baca juga : Rage In Peace

Tidak bisa diragukan lagi, My Lovely Daughter adalah game simulasi dengan pendekatan konsep paling unik yang pernah Kru KotGa lihat sebelumnya. Game ini juga sangat cocok bagi kamu yang ingin menguji seberapa besar rasa kemanusiaanmu. Dan Game ini lebih mengara ke sesuatu yang positif sebagaimananya kita manusia kita harus saling membantu dan memahami sesama manusia. Jika menurut anda artikel diatas menarik dan sangat bagus bagikan ke teman atau kerabat anda bagi mereka yang pecinta game agar lebih mengetahui wawasan lebih luas tentang game.

Rage In Peace

Rage In Peace

Gamesandroid.org – Siklus kematian yang tidak berhasil, adegan pembunuhan brutal, iblis meraung dan puncak kematian malaikat datang. Saya tidak berbicara tentang rekaman death metal 90-an atau film horor kelas B lokal yang beredar di tahun 80-an. Saya saat ini berbicara tentang Rage In Peace, sebuah game lokal yang memiliki semua bahan di atas, tetapi dicampur dengan konfigurasi yang tidak masuk akal, humor hitam dan plot yang bergerak. Kombinasi yang tampaknya tidak dapat berhasil, tetapi sebenarnya sudah benar.

Rage in Peace adalah game genre side-scrolling karya debut pengembang indie asal bandung, Rolling Glory Jam. Adapun publisher yang mengelola aspek bisnisnya adalah Toge Production. Rage in Peace menampilkan animasi yang halus dan benar-benar hidup. Dalam tiap level, pemain bakal disuguhi jebakan-jebakan paling mengerikan yang bisa dibayangkan manusia. Secara resmi, game ini baru dirilis pekan lalu lewat platform distributor game digital Steam. Kisah dalam game ini terjadi dalam sebuah bangunan kantor biasa. Kobaran api dan keretakan terlihat di sana-sini. Dalam setting seperti ini, pemain akan mengendalikan Timmy Malinu, seorang karyawan korporat yang sudah bosan pekerjaannya. Hidup karyawan yang kepalanya nyaris mirip marshmallow itu berubah drastis setelah dikunjungi malaikat maut alias Grim Reaper. Sang pencabut nyawa itu menitipkan satu pesan saja: Timmy bakal mati hari ini. Nah, tugas utama pemain game ini adalah menjalankan karakter Timmy melewati segala jebakan dan rintangan agar Timmy bisa hidup lebih lama—sukur-sukur sampai akhir game.

Ingatan yang kuat adalah modal berharga dalam menyelesaikan Rage in Peace. Saban beberapa langkah sekali, pemain akan disuguhi jebakan-jebakan mematikan, dari hiu yang sekonyong melompat dari hingga bola penghancur bergerigi dari langit-langit; dari bambu runcing yang tiba-tiba menyeruak dari permukaan tanah sampai formasi batu mirip Stonehenge yang bergerak-gerak serta meremukan apapun di hadapannya. Pendeknya, jika harus dicari pembanding yang setara, maka game yang paling mendekati adalah Limbo—game yang menuai banyak pujian pada 2016 silam—dengan game Trial and death-nya (pengembang Rage in Peace juga menyebut Braid, Bastion, To The Moon, Owlboy, Dust, Super Meat Boy, Celeste, Nier: Automata sebagai inspirasi mereka). Dari awal pengembangannya, otak-otak di balik Rage in Peace sudah sepakat akan satu hal; game ini harus bisa mengajari pemainnya akan mortalitas manusia dengan cara yang enggak nakut-nakutin, ujar Dominikus D. Putranto, yang menyutradarai, mendesain, dan menulis serta memprogram Rage in Peace bersama co-writer Halida Astatin.

Baca juga : She And the Light Bearer

“Salah satu pelajaran yang bisa dipetik dari game ini adalah bagaimana kematian seorang yang dekat dengan kita bisa mengubah kehidupan kita secara drastis, atau gampangnya membentuk masa depan kita,” ujar Dominik. Dia lantas melanjutkan bahwa Paulo Coelho—penulis kenamaan asal Brasil—pernah menulis cerita tentang seseorang yang mati dan jasadnya tak ditemukan selama bertahun-tahun. “Coelho menulis ‘berbahagialah orang yang meninggal dalam keadaan masih berpiyama’ karena itu artinya orang tersebut meninggal dalam tidur atau di rumah sakit dikelilingi orang-orang yang dekat dalam hatinya.” Daripada sekadar menampilkan berbagai cara konyol untuk mati, Rage in Peace sesungguhnya memang tentang kegigihan bertahan hidup.

“Apa yang menurut kami menarik untuk dijajaki adalah kontradiksi antara gameplay yang absurd, keisengan untuk ngetroll dan ceritanya sendiri, yang lebih serius dan depresif,” ungkap Dominik. Dengan elemen-elemen yang kontradiktif, PR utama pengembang Rage in Peace memastikan mereka berada dalam mood yang tepat saat berusaha menyeimbangkan elemen-elemen itu.

“Pernah tuh ada satu sesi, mood kami lagi jelek tapi kami maksain mengerjakan satu level. Hasilnya malah jadi jelek. Player harus terus-terusan grinding sepanjang level. Enggak enak deh mainnya.”

Level pertama Rage in Peace digratiskan di Steam sebagai trial tahun lalu dan menuai pujian dari banyak jurnalis game serta vlogger yang mengunggah play-through mereka di YouTube. Yang paling mengejutkan, PewDiePie, vlogger game paling populer sekaligus kontroversial saat ini, ikut memuji game ini. Hemat kata, hype yang muncul di sekitar Rage in Peace enggak kebetulan doang. Gervasius Anton, yang biasa dipanggil Hasta, mengelola kanal gaming populer di YouTube bernama HastalavistaGaming. Anton adalah salah satu orang yang menjajal demo-demo awal Rage in Peace. Baginya, Rage in Peace berhasil sebagai sebuah game karena bisa menyuguhkan tingkat kesulitan yang menantang namun tetap adil.

“Masih masuk dalam kategori rage game yang bisa dimainkan lah,” katanya. “Dan, untuk ukuran game indie, game ini punya grafis dan selera humor yang keren.”

Salah satu elemen yang membuat game ini mencuat di luar kalangan nerd game adalah soundtracknya, yang dikurasi oleh sound artist Monkey Melody dan label indie Nanaba Records. Rage in Peace memang bukan game indie pertama yang menggandeng musisi-musisi underground. Hanya saja, sebelumnya skalanya tak sebesar ini.

“Saya senang saja menjajaki kesempatan yang memungkinkan musisi independen berkarya di luar lanskap musik standar,” kata Jodi Setiawan, pemilik Nanaba Records owner Jodi Setiawan. Peonies, band Jodie, juga menyumbang salah satu lagu dalam soundtrack Rage in Peace yang sedianya jadi rilisan fisik terakhir Nanaba Records sebelum gulung tikar tahun ini.

“Kolaborasi ini bisa kejadian karena kebetulan saya juga seorang gamer. Setelah ngeliat bagaimana pengembang Rage in Peace masang musik di adegan-adegan tertentu, kamu bakal ngerti betapa pentingnya musik-musik itu bagi aksi-aksi yang terjadi di layar monitor,’ kata Jodi. “Musik di game ini enggak cuma jadi background doang, tapi kadang jadi pusat perhatian juga.”

She And the Light Bearer

She And the Light Bearer

Gamesandroid.org – Game ini merupakan kolaborasi antara dua pengembang game: Mojiken Studio dan Toge Productions. Direncanakan untuk meluncurkan game ini di platform PC melalui Steam. She And The Light Bearer diumumkan untuk pertama kalinya pada pertengahan 2015. Game ini merupakan kolaborasi antara dua pengembang game, yaitu Mojiken Studio dan Toge Productions. Direncanakan untuk meluncurkan game ini di platform PC melalui Steam.

Game ini merupakan salah satu kelanjutan prototipe yang dibuat dari Mojikencamp, salah satu program internal Mojiken Studio. Mojikencamp juga telah menghasilkan sebuah game utuh sebelumnya. Prototipe Ultra Space Battle Brawl yang telah rilis di Switch dan Steam juga berasal dari Mojikencamp. Prototipe dari game ini, She Who Was Once Lost memiliki gameplay yang berbeda dan skala yang lebih kecil. Prototipe tersebut menjadi gambaran art direction yang kemudian dikembangkan. She and The Light Bearer akan memiliki gameplay layaknya game visual novel pada umumnya dengan beberapa minigame. Keunikan dari game ini adalah art style-nya yang mirip dengan buku cerita dan dongeng. Dalam game ini pemain akan berperan sebagai Firefly yang bertujuan untuk mencari sosok Ibu yang akan menentukan nasib semua makhluk yang hidup didalam hutan tersebut. Firefly akan menjelajahi hutan dan berinteraksi dengan berbagai penjaga hutan untuk mencari sosok Ibu.

Baca juga : Ultra Space Battle Brawl

Tak hanya berdialog dan menentukan pilihan pada visual novel pada umumnya, She and The Light Bearer memiliki beberapa minigame seperti puzzle dan teka-teki. Teka-teki tersebut merupakan cara agar mendapatkan bantuan dari para penjaga hutan untuk membantu mencari sosok Ibu. Selain grafis yang cantik, musik dari game ini juga asyik dan imersif. Penggunaan instrumen seperti gitar, tamborin dan perkusi etnis sangat sesuai dengan setting dalam game. Musik dalam beberapa adegan menggunakan nada pentatonis yang memiliki suara seperti gamelan jawa. Beberapa penghargaan internasional telah didapatkan oleh She and The Light Bearer, seperti Best Visual Art pada Level Up Kuala Lumpur 2018, Best Kids and Family Game pada Indie Prize Asia 2017 dan Best Art Direction pada Indie X Portugal 2018. Jika ingin mencoba game ini sebelum membeli, versi demo dapat diunduh dari halaman itch.io Mojiken Studio.

She and The Light Bearer akan dirilis di Steam pada tanggal 17 Januari

UPDATE : She and The Light Bearer saat ini sudah tersedia di Steam! Kamu bisa membelinya dengan harga Rp94.900 atau jika kamu membelinya sekarang hingga 25 Januari 2019 besok, ada diskon 20% menantimu!

Ultra Space Battle Brawl

Ultra Space Battle Brawl

Gamesandroid.org – Sejauh ini, tidak ada game esport yang berasal dari Indonesia. Tapi sepertinya, Indonesia segera bisa bangga! Karena game Ultra Space Battle Brawl akan menjadi olahraga pertama yang 100% merupakan hasil karya anak-anak bangsa!

Sebagian besar game esport berasal dari luar Indonesia. Sebut saja Dota 2 yang dikembangkan oleh Valve, League of Legends dari Riot Games, dan Overwatch dari Blizzard yang ketiganya berasal dari Amerika Serikat.  Meskipun memang ada beberapa game yang memiliki perwakilan atau penerbit di Indonesia, misalnya Mobile Arena, Mobile Legends, dan Vainglory, namun tetap saja ketiga judul tersebut dikembangkan oleh developer dari luar negeri. Di tengah serbuan esport yang berasal dari luar negeri ini, ternyata ada titik cerah di industri game Indonesia! Pasalnya, sebuah studio game asal Surabaya, Mojiken Studio, bekerja sama dengan penerbit dari Jakarta, Toge Productions, sedang mengembangkan Ultra Space Battle Brawl (USBB).

Bagi kamu yang penasaran, “game apa sih ini?” USBB adalah sebuah permainan yang menggabungkan konsep Pong dengan game fighting, seru kan! Dua pemain akan saling beradu menghancurkan kristal lawannya menggunakan sebuah bola yang memantul-mantul. Uniknya, layaknya game fighting, setiap pemain dapat mengaktifkan Ultra setelah meterannya terisi penuh dari berbagai aksi yang dilakukan di permainan. Ketika Ultra aktif, karakter yang sedang dimainkan oleh pemain akan mengeluarkan jurus ultimate selama beberapa detik dan serangannya menjadi sangat sakti! Pada ajang BEKRAF Game Prime 2017, Mojiken dan Toge Production menggelar turnamen mini USBB di main stage. Acara ini mengajak empat penonton untuk berpartisipasi memperebutkan merchandise menarik dari MSI. Hasilnya? Seru banget! Tidak disangka turnamen mini ini mampu menarik crowd yang tidak sedikit.

Baca juga : Mini Racing Adventures

Tidak Sengaja Menjadi Esport
Sewaktu tim Gamesandroid.org berbincang-bincang dengan Eka Pramudita, developer USBB, ia mengatakan kalau awalnya game ini dikembangkan hanya untuk local multiplayer semata. Namun, setelah ia memamerkan game ini di berbagai konferensi game baik di Indonesia maupun luar negeri, tidak hanya mendapatkan tanggapan positif, tetapi juga banyak sekali masukan yang mengatakan kepada Eka untuk mengembangkan online multiplayer. Akhirnya, tim Mojiken menerima usulan tersebut. Memang kalau dilihat dari gameplay, tidak ada alasan bagi USBB untuk tidak mengembangkannya menjadi sebuah esport. Unsur game fighting yang cukup kental membuat game ini memiliki mekanik permainan yang cukup dalam, sedangkan basis gameplay sesederhana Pong membuat USBB mudah untuk dipelajari setiap orang. Formula inilah yang membuat sebuah game mampu disebut sebagai esport.

Eka sendiri memiliki harapan tinggi akan kelangsungan USBB sebagai sebuah cabang esport dari Indonesia yang mampu mendunia. Ia juga berharap nantinya terbentuk komunitas-komunitas USBB yang mampu membuat game ini semakin besar! Mengingat Dota 2 juga dulunya besar karena peran komunitas itu sendiri. Buat kamu yang ingin mencoba, Eka mengatakan kalau Ultra Space Battle Brawl akan kembali menggelar mini turnamen di acara Popcon Asia 2017. Kalau kamu penasaran ingin mencoba permainan ini, boleh banget datang berkunjung. Game yang dikembangkan pada tahun 2015 lalu ini sudah memasuki tahap akhir development. Rencananya, mereka akan merilis game ini di permulaan tahun 2018 untuk platform Steam. Doakan saja ya semoga bisa rilis tepat waktu.